Hindari Mengucapkan Perkataan Ini Pada Buah Hati

Study Case 120 Juta Lebih Dari Affiliate Lokal 250x250

Ibu merupakan orang tua yang memiliki peran sangat besar saat mendidik sang buah hati. Sebagai orang tua yang mengasuh sang buah hati, ibu harus memiliki sikap yang tegas dan bisa memberikan pembelajaran serta contoh yang baik kepada sang buah hati.
Khalifah Kedua Umat Islam, Umar bin Khaththab berpesan “Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu,”. Pesan ini merupakan pesan yang singkat dan mudah untuk diingat dalam ingatan kesua orang tua.
Mendidik sang buah hati dapat dilakukan dari pemberian contoh yang baik dan lisan. Mendidik dengan cara lisan adalah salah satu cara yang lebih sering digunakan oleh orang tua. Lisan dilakukan dengan memberikan nasihat serta pengarahan kepada sang buah hati. Tetai, tidak semua orang tua yang mengerti bagaimana cara terbaik dalam penyampaian nasihat serta pengarahan yang terbaik untuk sang buah hati. 
Gunakanlah kata-kata yang anda ucapkan kepada sang buah hati dengan kata-kata yang tidak membuat dirinya merasa sangat marah dan tidak dihargai. Kata-kata yang terucap dapat berpengaruh pada perkembangan diri sang buah hati, psikologis serta konsep diri anak.
Hindari untuk para orang tua mengucapkan perkataan yang ada berikut ini:
  • Mengucapkan Kata Kasar Serta Pernyataan Negatif

    Jangan sampai anda mengucapkan kata-kata yang bernilai negatif kepada sang buah hati seperti menyatakan Kamu anak nakal!,  Kamu pemalas!, Kamu anak pelit!, Kamu anak bodoh!. Pernyataan ini yang dapat menyakiti perasaan sang buah hati. Katakanlah hal-hal positif kepada mereka seperti jika anak mendapatkan nilai buruk usahakan jangan mengungkapkan “Kamu anak bodoh!” Katakanlah sesuatu yang lain seperti “Jika kamu belajar lebih baik, kamu akan mendapatkan nilai yang lebih baik karena kamu sebenarnya adalah anak pintar”
  • Hindari Perkataan “Jangan Ganggu, Ibu lagi Sibuk!

    Sebagai orang tua jangan sampai kita mengucapkan perkataan “jangan ganggu, ibu lagi sibuk” kepada sang buah hati. Karena hal ini akan membuat sang buah hati merasa diri mereka tidak disayang serta tidak diinginkan dalam keluarga. Hal ini dapay menyakiti perasaaan sang buah hati. Sesibuk apa pun kita, harus tetap menjadi orang tua yang dapat memberikan kasih sayang serta perhatian terhadap sang buah hati.

    Menurut seorang penulis yang juga seorang pelatih bela diri verbal, Suzette Haden Elgin PhD, jika orang tua bertindak seperti itu, anak-anak mungkin merasa tidak berarti karena jika mereka meminta sesuatu pada orang tua mereka, mereka akan diberitahu untuk pergi. Coba bayangkan, jika sikap seperti itu diterapkan pada anak-anak kita, maka sampai mereka tumbuh dewasa, kemungkinan besar mereka akan merasa tidak ada gunanya berbicara dengan orangtua.

  • Jangan Mengatakan “Jangan Menangis!”

    Ketika anak-anak menangis atau bersedih ketika bertengkar dengan teman-temannya. Tidak perlu untuk memarahi atau meminta anak-anak anda untuk tidak cengeng. Banyak anak yang mengalami hal tersebut, orang tua mengatakan pada mereka, “Jangan cengeng!”, “Jangan sedih!”, “Jangan takut!”

    Menurut seorang psikolog anak, Debbie Glasser, mengatakan kata-kata tersebut akan mengajarkan anak-anak bahwa perasaan sedih adalah sesuatu hal yang tidak umum, bahwa menangis bukanlah hal yang baik, padahal menangis adalah merupakan ekspresi dari emosi tertentu yang setiap manusia miliki.

    Dalam mengatasi hal ini lebih baik untuk meminta anak-anak menjelaskan apa yang membuat mereka sedih. Jika mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh teman-teman mereka, jelaskan pada mereka bahwa perilaku teman-teman mereka adalah tidak baik, jangan dicontoh. Dengan memberikan penjelasan seperti itu orang tua telah memberikan mereka pelajaran empati.

  • Jangan Membanding-bandingkan Sang Buah Hati

    Jangan pernah anda membandingkan kemampuan sang buah hati dengan teman-temannya. Jangan pernah ucapkan pernyataan seperti ini Lihatlah temanmu, dia bisa melakukannya dengan cepat. Mengapa kamu tidak bisa melakukannya juga? Temanmu bisa menggambar dengan bagus, kenapa kamu tidak? Dulu ketika kecil ibu bisa begini begitu, masa kamu tidak bisa?!

    Membanding-bandingkan hanya akan membuat anak anda merasa bingung dan menjadi kurang percaya diri. Anak-anak bahkan mungkin membenci orang tua mereka karena mereka selalu mendapatkan penilaian buruk dari perbandingan tersebut, sedangkan perkembangan setiap anak berbeda.

    Daripada membandingkan, orang tua sebaiknya membantu untuk menyelesaikan persoalannya. Misalnya, ketika anak mengalami masalah mengenakan pakaian mereka sementara teman atau tetangganya yang seusia dengannya bisa melakukannya lebih cepat, orang tua harus membantu mereka untuk melakukannya secara benar.
  • Jangan katakan “Tunggu Ayah Pulang! Biar kamu dihukum ayah”

    Adakalanya seorang ibu berada di rumah bersama anak-anaknya sementara ayah tidak berada di rumah. Ketika anak melakukan kesalahan, ibu tidak segera memberitahu anak-anak tentang kesalahan yang mereka buat. Si ibu hanya mengatakan, “Tunggu sampai ayahmu pulang.” Ini berarti menunggu sampai ayahnya yang akan menghukum nanti.

    Menunda mengatakan kesalahan hanya akan memperburuk keadaan. Ada kemungkinan bahwa ketika seorang ibu menceritakan kembali kesalahan yang dilakukan anak-anak mereka, ibu malah membesar-besarkan sehingga anak-anak menerima hukuman yang lebih dari seharusnya. Sebaiknya anda memberikan engarahan dan nasihat yang baik.
  • Jangan Sering Memuji Terlalu Berlebihan

    Jika anda memberikan pujian serta sanjungan yang terlalu berlebihan terhadap sang buah hati juga tidak baik.  Pujilah sikap sang buah hati dan jangan memuji dirinya atau hasil perbuatannya. Jika sang buah hati mendapatkan hasil bagus di sekolah, pujilah dengan berkata “Alhamdulillaah, Ibu bangga dengan kerja keras kamu sehingga kamu mendapat nilai baik!”
  • Jangan Mengucapkan “Kamu tidak pernah..” atau “Kamu Selalu..”

    Kalimat ini harus anda hindari, karena kalimat ini adalah kalimat yang tidak baik diucapkan kepada sang buah hati.  Kalimat tersebut terkadang refleks diucapkan orangtua saat merasa kesal dengan kebiasaan buruk sang buah hati. Kedua pernyataan yang dilontarkan oleh orang tua tadi akan membentuk kepribadian anak. Anak-anak akan menjadi seperti apa yang dikatakan terhadap dirinya.

    Lebih baik bertanyalah kepada anak tentang apa yang bisa orangtua lakukan untuk membantu dia mengubah kebiasaannya. Misalnya, 'Ibu perhatikan kamu sering lupa membawa pulang buku pelajaran ke rumah. Apa yang bisa Ibu bantu supaya kamu ingat untuk membawa bukumu pulang?'.
  • Jangan Ucapkan “Bukan begitu caranya, sini biar ibu saja!”

    Jangan katakan "Bukan begitu caranya. Sini, biar Ibu saja." Biasanya orangtua mengeluarkan pernyataan ini jika mereka meminta anak membantu sebuah pekerjaan, namun anak tidak melakukannya dengan benar.

    Jenn Berman, PhD memberi saran "Ini sebuah kesalahan, karena anak menjadi tidak belajar bagaimana caranya. Lebih baik ibu melakukan langkah kolaboratif dengan mengajak anak melakukan pekerjaan itu bersama sambil ibu menjelaskan bagaimana cara melakukannya.
Sponsored Links