Credit Image : 9kontroversi.blogspot.com |
Suatu
hari di sebuah warung makan, Andi dan Tono tengah berbincang-bincang setelah
mereka selesai makan siang. Di tengah perbincangan mereka, Tono merogoh kanton
celananya dan mengeluarkan satu bungkus rokok. Ia menawarkan kepada Andi agar
Andi mengambilnya, namun Andi menolak dengan halus.
Andi
: “Tidak, terima kasih. Saya tidak merokok.”
Tono
: “Kenapa? Rokok kan nggak haram. Kamu juga cowok, masa nggak merokok. Kecuali kalau
haram, ini dalilnya aja nggak ada.”
Andi
: “Kamu makan buah-buahan dan sayuran
nggak?”
Tono
: “Iyalah.”
Andi
: “Memangnya ada dalil yang menyebutkan kalau makan buah dan sayur itu halal?”
Tono
: “Enggak.”
Andi
: “Tidak ada? Bagaimana mungkin Al Qur’an yang menjadi pedoman umat muslim
tidak menyebutkan yang halal dan yang haram? Coba perhatikan surat Al A’raf
yang intinya menghalalkan segala yang baik dan mengharamkan segala yang buruk.”
Tono
: “Buatku rokok baik-baik aja, berarti masuk yang halal?”
Andi
: “Apa kamu punya istri dan anak?”
Tono
: “Punya, kenapa?”
Andi
: “Kalau anak atau istrimu merokok bagaimana?”
Tono
: “Ya jelas aku laranglah!”
Andi
: “Kenapa, padahal kamu sendiri merokok dan kamu bilang itu tidak haram karena
tidak ada dalilnya.”
Tono
: “Rokok kan nggak bagus buat kesehatan.”
Tiba-tiba
Tono terdiam dan berhenti menghisap rokoknya. Ia merenung, bahwa segala sesuatu
yang membawa dampak buruk itu berarti masuk ke dalam sesuatu yang diharamkan
dan sebaiknya dihindari. Merokok tidak ada manfaatnya sama sekali, selain
membuat lingkungan tercemar, rokok juga menyebabkan berbagai macam penyakit.
Dari
percakapan singkat di atas bisa kita simpulkan bahwa memang belum ada dalil
yang menyebutkan bahwa rokok itu haram atau halal hukumnya. Semua kembali
kepada pribadi masing-masing. Mereka yang masih bergelut dengan rokok, silahkan
saja toh mereka tahu apa akibatnya merokok baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk orang lain. Selain itu bukan tentang haram tidaknya dalil rokok itu, namun
lebih kepada manusia yang tidak sesegera mungkin menafkahkan sebagian hartanya
maka dia akan binasa. Ada benarnya juga kata-kata tersebut, karena dengan
membeli rokok, uang yang seharusnya bisa kita gunakan untuk bersedekah dan
berbagi dengan orang lain, justru kita manfaatkan untuk hal-hal yang sangat
tidak memberi faedah bagi diri kita dan orang lain. Sekali lagi semua kembali
pada pribadi masing-masing.
Sponsored Links